Dunia Arsip (1)



DIARY ADALAH ARSIP

Dear diary...”,
Mungkin kita masih ingat dengan kalimat tersebut, yang begitu popular di kalangan remaja pada jamannya. Bagi seseorang yang melewati masa remaja sebelum teknologi multimedia berkembang seperti era sekarang ini dimana orang lebih banyak menuliskan apa yang dialami dan dipikirkan melalui fasilitas di dunia maya seperti media social atau weblog atau yang lainnya, sedikit saya ingin mengajak untuk bernostalgia mengenang bagaimana kita selalu menuliskan apa yang kita lakukan atau suasana hati kita pada sebuah buku catatan harian, sekaligus menguak manfaat yang didapat dari aktivitas menulis di buku harian atau yang dalam baha Inggris dikenal dengan istilah diary.
Mungkin yang terbayang dalam benak kita ketika mendengar istilah diary akan tertuju pada masalah asmara di kalangan remaja karena biasanya yang rajin menulis diary mereka yang sedang dirundung asmara yang penuh dinamika, kadang sedih kadang gembira. Konon menurut beberapa survey yang punya kebiasaan menulis diary ini didominasi oleh kalangan remaja wanita.
Pada awalnya aktivitas mencatat kejadian yang dialami tersebut tidak hanya terbatas pada urusan cinta di kalangan remaja, melainkan segala sesuatu yang dialami dan dipikirkan oleh si penulis itu sendiri. Tetapi di sini kita tidak akan membahas isi kontek yang dituliskan dalam diary tersebut, melainkan saya hendak mengajak melihat sisi baik dan manfaat dari seseorang yang rajin menuliskan kejadian yang dialami dalam buku harian atau diary tersebut.
Pengertian dan sejarah diary
Arti kata Buku Harian atau Diary seperti yang tersebut dalam http://id.wikipedia.org adalah catatan kejadian yang kita alami sehari-hari. Sehingga tidak ada pembatasan mengenai apa yang semestinya kita tuangkan dalam diary tersebut. Kita boleh menulis kejadian yang mengesankan pada hari ini pada buku diary. Fungsi diary adalah sebagai kenangan masa-masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai momentum/sejarah kehidupan kita.
Orang yang pertama menulis buku harian adalah Samuel Pepys, seorang administrator angkatan laut kerajaan Inggris. Buku hariannya pun kini disimpan di Magdalene College, Cambrige Inggris yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1825. Pada perkembangannya, seluruh orang di dunia juga menjadikan menulis di buku harian suatu kebiasaan maupun kegiatan harian.
Manfaat Menulis Diary
Sebagian orang yang tidak suka atau tidak pernah menulis  diary mungkin menganggap aktivitas tersebut tidaklah terlalu penting dan hanya buang-buang waktu saja. Tetapi bagi orang yang biasa menulis diary  mereka akan memperoleh manfaat yang bisa mereka rasakan sehingga kebiasaan menulis diary tersebut menjadi sebuah hal yang menyenangkan.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kebiasaan menulis diary, diantaranya adalah:
1.       Penyimpan memori,
2.      Mengurangi stress,
3.      Sebagai sumber inspirasi,
4.      Menuliskan target di masa yang akan datang,
5.      Tempat pembelajaran hidup,
6.      Melatih otak kiri,
7.      Dan lain-lain.

Diary adalah arsip
Diantara manfaat menulis diary di atas, kita membicarakan mengenai diary sebagai penyimpan memori yang akan kita kaitkan dengan kearsipan. Ada kesamaan mendasar antara arsip dan diary. Sebagai mana judul di atas bahwa diary adalah termasuk salah satu arsip.
Pengertian diary sudah dijelaskan di atas, bahwa diary adalah catatan kejadian yang dialami sehari-hari. Selanjutnya mari kita tengok kembali apa pengertian arsip. Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan disebutkan bahwa “arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi masyarakat, atau perorangan dalam rangka kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
Dalam pengertian tersebut dapat dipahami bahwa terciptanya arsip terjadi karena adanya kegiatan atau peristiwa yang direkam, sehingga adanya arsip tersebut hanyalah merupakan dampak samping dari adanya kegiatan atau peristiwa itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsip tercipta tidak serta merta karena ada unsure kesengajaan. Tidak mungkin akan tercipta arsip jika tidak ada aktivitas kegiatan apapun atau tidak ada kejadian apapun.
Sementara diary merupakan catatan kejadian sehari-hari yang dialami oleh seseorang. Perlu ditekankan bahwa dalam buku catatan harian atau diary tersebut kita bebas menuliskan kejadian apa saja yang kita lakukan, karena tidak kita pungkiri bahwa telah terjadi penyempitan makna terkait dengan penulisan diary. Pemahaman orang kebanyakan lebih cenderung mengaitkan dengan kisah-kisah asmara yang melankolis, sehingga seolah-olah penulis diary itu adalah orang yang feminine.
Sekali lagi kita hendak mengaitkan antara diary dan arsip, bukan untuk memperdebatkan mengenai topic dari isi diary tersebut. Ada kesamaan yang mendasar antara diary dan arsip, dimana keduanya merupakan rekaman kegiatan atau kejadian di masa lampau. Sehingga disini kita dapat menyimpulkan bahwa diary merupakan salah satu bentuk arsip tekstual yang dibuat oleh perorangan. Sebagaimana arsip kebanyakan, diary tentunya juga mempunyai nilai guna. Untuk diary yang ditulis oleh tokoh-tokoh besar dimungkinkan menjadi arsip statis yang dapat memperkaya khasanah arsip di lembaga kearsipan baik daerah maupun nasional sesuai dengan tingkat ketokohan seorang penulis diary tersebut. Dari sisi autentisitas, diary bisa dipertanggungjawabkan karena biasanya diary ditulis tangan sendiri oleh penulisnya.
Mengingat akan besarnya manfaat menulis diary atau catatan harian tersebut, akan sangat baik jika aktivitas menulis diary tersebut kita mulai lagi dan kita biasakan kepada anak-anak kita. Tuliskan saja apa yang kita lakukan hari ini. Tuliskan juga rencana yang akan kita lakukan dimasa depan.
Membaca diary bisa membuat orang cemberut menjadi tersenyum, orang marah menjadi tersipu-sipu, orang yang bingung menemukan solusi, orang stress menjadi fresh…
Dan membuat hidup lebih hidup…

Komentar