PANDUAN DAKWAH
Kandungan Strategi Dakwah
Posted on 22 Januari 2009 by UMMATie
Strategi ini berupa usaha besar-besaran dalam menjalankan ‘dakwah yang benar dengan cara yang benar.’
Ini
adalah sebagai konsekuensi dari keyakinan bahwa sumber problematika
ummat adalah dominasi Jalesat (kejahilan, kelengahan, dan kesesatan)
atas kehidupan ummat.
1. Yang dimaksud dengan ‘dakwah yang benar’ adalah dakwah yang kandungannya sebagai berikut:
a. Ilmu yang benar
Yaitu ilmu sirotulmustaqim,
jejak Rasulullah dan para sahabatnya, manhaj ahlussunnah wal jama’ah
yang asli. Manhaj robbani yang benar-benar sunnah dan tidak tercemarkan
oleh campur tangan kotor dari manusia.
b. Mau’izhoh
Nasihat-nasihat dan pengingatan-pengingatan yang terus menerus.
“Serulah
(manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan mau’izhoh (nasihat
yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara yang baik …” (QS. An Nahl: 125)
c. Tarbiyah
Penanaman
prinsip-prinsip dan pemahaman-pemahaman Islam secara men-dalam serta
pembimbingan penerapannya. Tarbiyyah juga diartikan ‘tazkiyah’ yaitu pembersihan jiwa.
d. Amar ma’ruf nahi mungkar
Allah swt berfirman:
“Kalian
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah “.
(QS. Ali ‘Imran: 110)
e. Qudwah (keteladanan)
Yaitu contoh-contoh hidup pada diri para da’i sehubungan dengan penerapan ilmu-ilmu yang dipelajari.
Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Karena itu para da’i pun harus menjadi teladan (setelah Rasulullah saw) bagi para mad’u (orang yang diseru / sasaran dakwah).
f. Penjelasan-penjelasan
tentang kesesatan manhaj ahlul bid’ah dan musuh-musuh Islam serta
makar-makar mereka, agar kaum muslimin tidak tertipu makar-makar
musuh-musuhnya.
Allah swt berfirman:
“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran supaya jelas jalan orang-orang yang penuh dosa”. (QS. An ‘Aam: 55)
“Dan
hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak me-malingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu… “. (QS. Al Maidah: 49)
“Dan
apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum.
Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka
seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan
yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah mem-binasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebe-naran)?” (QS. Al-Munaafiquun: 4)
2. Adapun yang dimaksud dengan cara yang benar adalah:
a. Mengemukakan Tauhid sebagai dasar semua substansi dakwah. Allah swt berfirman:
“Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu…”. (QS. An-Nahl: 36)
Kemudian Ittiba’ (pengikutan) kepada Rasulullah saw. Allah swt berfirman:
“Katakanlah:
“Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Dan Allah Maha Peng-ampun
lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali ‘Imran: 31)
b. Pelaksanaan dakwah yang teroganisir
Misi
ini adalah misi yang sangat berat dan tidak mungkin dilaksanakan tanpa
berjama’ah dan terkoordinasi. Rasulullah saw pun telah melaksanakan
dakwah beliau dengan ‘amal jama’i’ bersama
para sahabatnya. Bukan dengan sendirian, misalnya dengan
berpindah-pindah dari satu tempat lainnya menyeru manusia pada agama
Islam tanpa kesinambungan akan tetapi beliau menentukan tempat pusat
dakwahnya, menugaskan para sahabatnya dengan tugas-tugas dakwah dan
mengkoordinasikan mereka menerima dakwah beliau dengan sistem hijrah ke
Madinah. Allah swt pun telah mengisyaratkan pentingnya hal ini dalam
firman-Nya:
“…
dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kalian kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah: 2)
c. Merangkul para mad’u yang sudah menerima seruan dakwah dalam suatu keterikatan yang mulia
untuk terus dibina dan bersama-sama me-neruskan dakwah. Hal ini sangat
penting untuk mereka yang sudah menerima dakwah yang benar. Sebab hidup
sendirian tanpa kebersamaan di tengah-tengah kondisi yang tidak kondusif
ini, akan sangat sulit baginya untuk mem-pertahankan prestasi Islami
yang didapat dari dakwah itu, apalagi untuk me-nambah prestasi tersebut.
d. Berhikmah
Arti berhikmah selain dengan ilmu adalah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi dan pola berpikir manusia yang didakwahkan.
Sementara itu, hal pokok lainnya dalam dakwah yaitu,
1. Tujuan Dakwah
a. Tersebarnya Hidayah secara luas dan jelasnya jalan yang ditempuh (sirotulmustaqim).
b. Tegaknya Tauhid pada setiap kehidupan individu muslim.
c. Berdirinya Tauhid pada kehidupan ummat dalam bentuk dan lingkup masyarakat Islami.
d. Pengawalan kemurnian Islam.
2. Hasil yang diharapkan dari tercapainya tujuan
a. Bangkitnya ummat dari keterpurukan terhadap penyelisihan sirotul-mustaqim.
b. Keselamatan di dunia dan akhirat.
3. Jalan pelaksanaan
a. Penyuluhan-penyuluhan Ilmiyyah.
b. Penyebaran sarana-sarana Ilmiyyah cetak, elektronik dan sebagainya.
c. Dakwah, Tarbiyah dan Qudwah hasanah(teladan yang baik).
d. Perekrutan potensi ummat untuk ikut berperan dalam kebangkitan dengan bermacam-macam konstribusi.
Komentar
Posting Komentar